• MTSS JEUMALA AMAL
  • Where Tomorrow's Leaders Come Together

Ice Breaking

Oleh: Zulfikar, S.Pd

Saat guru sedang melakukan kegiatan mengajar, biasanya akan ada waktu dimana siswa merasa jenuh, bosan, kurang fokus, dan lelah. Untuk itu, perlu ice breaking untuk mencairkan suasana.
Ice breaking biasa digunakan untuk mengembalikan fokus supaya bisa kembali mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Setelah melakukannya, dijamin mood siswa akan jauh lebih baik dan siap untuk kembali menjalankan suatu kegiatan.
Ice breaking adalah istilah dari bahasa Inggris yang memiliki arti "memecah es".
Ice breaking bertujuan untuk memecah 'kebekuan' yang ada selama kegiatan belajar berlangsung. Kebekuan di sini maksudnya adalah situasi yang terasa tidak mengenakkan seperti bosan dan kelelahan.
Berikut 3 ice breaking yang bisa diberikan kepada siswa dalam pembelajaran:

  1. Menyambung kata berdasarkan suku kata.
    Guru memberikan kata pertama kemudian siswa mengambil suku terakhir dari kata yang diberikan guru dan menyambungnya dengan kata lain yang ada artinya dalam bahasa Indonesia. Contoh: Lima.
    Suku kata terakhirnya adalah "ma", sehingga siswa bisa menyambungnya dengan kata "mati". Siswa lain menyambung lagi suku kata terakhir dari kata mati yaitu "ti" contohnya "tidur" dan begitu selanjutnya. Perlu diperhatikan di sini bahwa kita sebagai guru harus tahu apa itu suku kata, tidak hanya guru bahasa. Contoh : angin, suku katanya adalah "a - ngin", bukan "ang - in". Jadi siswa tidak boleh menyambungnya dengan in-dah misalnya, tetapi harus dengan kata awalan "Ngin" yang mungkin akan susah disambung oleh siswa yang lain. Oleh karena itu siswa yg tidak bisa menyambung kata, dan siswa terakhir yang memberikan kata yang tidak bisa disambung akan mendapat hukuman. Hukumannya boleh menyanyi di depan kelas, atau lain sebagainya.
    Contoh menyambungnya adalah sebagai berikut:
    Ti-ga-ris-kan-tin-ju-bah-wa-sir dan seterusnya.

  2. Menyusun kata dari sebuah kata
    Dalam ice breaking ini siswa diminta menyebutkan kata-kata yang ada dalam sebuah kata.
    Contoh kata yang diberikan adalah "pemandangan". Siswa bisa menyebutkan kata "paman", "panda", "pandang" dan lain-lain. Kata yang disebutkan hurufnya harus ada di kata yang diberikan guru dan ada artinya dalam bahasa Indonesia. Contoh jawaban yang salah adalah "pegang" karena huruf "g" pada kata "pemandangan" hanya ada satu, sedangkan pada kata "pegang" ada dua huruf "g".

  3. Ubah letak huruf.
    Contoh dari kata "tahun" siswa diminta mengubah letak huruf menjadi kata lain yang ada artinya seperti "hutan", "tuhan", "hantu" dan lain sebagainya.

Itulah beberapa ice breaking yang mungkin selama ini jarang diberikan oleh guru dalam pembelajaran.

Komentari Tulisan Ini